Langsung ke konten utama

Tips untuk Memilih Media BK yang Tepat

Hai! Saat ini, pemilihan media BK (Bimbingan dan Konseling) menjadi semakin penting dalam memberikan dukungan dan panduan bagi individu. Dalam blog ini, kita akan membahas apa yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media BK yang tepat. Stay tune! Temukan Dukungan yang Kamu Butuhkan! Apa yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan Media BK oleh seorang Konselor ? 1. Pertimbangkan Jenis Media: Ada berbagai jenis media yang digunakan dalam BK, termasuk media tulis, media audio, media visual, dan media digital. Ketika memilih media BK, pertimbangkan preferensi dan gaya belajarmu. Apakah kamu lebih suka membaca informasi tertulis, mendengarkan panduan audio, atau melihat visualisasi konsep? Pilih media yang sesuai dengan gaya belajar dan memungkinkanmu untuk memahami informasi dengan lebih baik. 2. Evaluasi Kualitas Konten: Kualitas konten sangat penting dalam memilih media BK yang tepat. Pastikan konten yang disampaikan melalui media tersebut memiliki keakuratan informasi, kebermanfaatan, ...

MAKALAH TEORI PENJULUKAN DAN TEORI PENYIMPANGAN

> TEORI PENJULUKAN DAN TEORI PENYIMPANGAN



Teori Penjulukan (Labelling Theory) dari Howard Becker

Fenomena penjulukan terhadap kelompok dalam masyarakat sudah lama menjadi fokus pengamatan Sosiologi. Kajian tentang penjulukan banyak dilakukan terhadap kelompok atau orang yang memiliki perilaku menyimpang ketika mereka berinteraksi dengan masyarakat yang telah memiliki standar norma atau aturan tertentu atau interaksi antara kelompok/orang deviant dengan non deviant.

Lahirnya Teori Penjulukan (Labelling Theory), diinspirasi oleh Perspektif Interaksionisme Simbolik dari Herbert Mead dan telah berkembang sedemikian rupa dengan riset-riset dan penggunaannya dalam berbagai bidang seperti kriminologi, kesehatan mental (pengidap schizophrenia) dan kesehatan, serta pendidikan. Teori Penjulukan dari studi tentang deviant di akhir tahun 1950 dan awal tahun 1960 yang merupakan penolakan terhadap Teori Konsensus atau Fungsionalisme Struktural. Awalnya, menurut Teori Struktural deviant atau penyimpangan dipahami sebagai perilaku yang ada yang merupakan karakter yang berlawanan dengan norma-norma sosial. Deviant adalah bentuk dari perilaku. Namun Labelling Theory menolak pendekatan itu, deviant hanya sekedar nama yang diberikan atau penandaan. Tegasnya,

Labelling theory rejected this approach and claimed that deviance is not a way of behaving, but is a name put on something: a label… Deviance is not something inherent in the behavior, but is an outcome of how individuals or their behavior are labelled. (Socio Glossary-September 26, 1997). 

Teori Penjulukan menekankan pada pentingnya melihat deviant dari sudut pandang individu yang devian. Seseorang yang dikatakan menyimpang dan ia mendapatkan perilaku devian tersebut, sedikit banyak akan mengalami stigma, dan jika itu dilakukan secara terus menerus dirinya akan menerima atau terbiasa dengan sebutan itu (nubuat yang dipenuhi sendiri). Menurut Howard Becker (1963), kelompok sosial menciptakan penyimpangan melalui pembuatan aturan dan menerapkan terhadap orang-orang yang melawan aturan untuk kemudian menjulukinya sebagai bagian dari out group mereka.

Teori penjulukan memiliki dua proposisi, pertama, perilaku menyimpang bukan merupakan perlawanan terhadap norma, tetapi berbagai perilaku yang berhasil didefinisikan atau dijuluki menyimpang. Deviant atau penyimpangan tidak inheren dalam tindakan itu sendiri tetapi merupakan respon terhadap orang lain dalam bertindak, penyimpangan dikatakan ada dalam “mata yang melihat”.

Proposisi kedua, penjulukan itu sendiri menghasilkan atau memperkuat penyimpangan. Respon orang-orang yang menyimpang terhadap reaksi sosial menghasilkan penyimpangan sekunder yang mana mereka mendapatkan citra diri atau definisi diri (self-image or self definition) sebagai seseorang yang secara permanen terkunci dengan peran orang yang menyimpang. Penyimpangan merupakan outcome atau akibat dari kesalahan sosial dan penggunaan kontrol sosial. 

Ada dua konsep lain yang menarik dalam Teori Penjulukan:

1. Master Status

Teori penjulukan memiliki label dominant yang mengarah pada suatu keadaan yang disebut dengan Master Status. Maknanya adalah sebuah label yang dikenakan (Dikaitkan) yang biasanya terlihat sebagai karakteristik yang lebih atau paling penting atau menonjol daripada aspek lainnya pada orang yang bersangkutan.

Bagi sebagian orang julukan penyimpangan telah diterapkan, atau yang biasa disebut dengan konsep diri, mereka menerima dirinya sebagai penyimpang. Bagaimanapun hal ini akan membuat keterbatasan bagi perilaku para penyimpang selanjutnya di mana mereka akan bertindak.

Bagi para “penyimpang” sebutan tersebut menjadi menyulitkan, mereka akan mulai bertindak selaras dengan sebutan itu. Dampaknya mungkin keluarga, teman, atau lingkungannya tidak mau lagi bergabung dengan yang bersangkutan. Dengan kata lain orang akan mengalami stigma sebagai penyimpang/menyimpang dengan berbagai konsekuensinya, ia akan dikeluarkan dari kontak dan hubungan-hubungan yang yang ada (konvensional). Kondisi seperti ini akan sangat menyulitkan yang bersangkutan untuk menata identitasnya dari seseorang yang bukan deviant. Akibatnya, ia akan mencoba melihat dirinya secara mendasar sebagai criminal, terutama sekarang ia mengetahui orang lain memanggilnya sebagai jahat.

Melewati rentang waktu yang panjang di mana orang memperlakukannya sebagai kriminal dalam berbagai hal dan ia mungkin akan kehilangan dan tidak akan mendapatkan pekerjaan. Bahkan mungkin lama kelamaan akan mempercayai bahwa kejahatan adalah jalan hidupnya, dan ia akan membangun koneksinya dengan orang-orang yang memiliki nasib yang sama dan menciptakan subkulturnya yang baru. Sekarang ia menjadi deviant career.

2. Deviant Career

Konsep Deviant Career mengacu kepada sebuah tahapan ketika si pelanggar aturan (menyimpang) memasuki atau telah menjadi devian secara penuh (outsider). Kai T. Erikson dalam Becker (9 Januari 2005) menyatakan bahwa penyimpangan bukanlah suatu bentuk perilaku inheren, tetapi merupakan pemberian dari anggota lingkungan yang mengetahui dan menyaksikan tindakan mereka baik langsung maupun tidak langsung.

Mungkin sudut pandang Teori Penjulukan sangat empati pada korban atau devian, dan menempatkan masyarakat sebagai institusi pemberi label. Namun tentu banyak hal lain juga yang masih perlu dijelaskan. Seolah-olah kita menganggap masyarakat agen opini pemberi label (di satu pihak), padahal hakikatnya menjadi pertemuan yang disengaja atau tidak, individu yang diberi label juga memiliki keunikan (inheren) demikian (di lain pihak). Dirinya Bertindak sengaja dari awal untuk menjadi (to be) sesuatu atau demikian.

Hakikatnya tetap berkhidmat bahwa individu memang diciptakan unik (berbeda) dan masyarakat melalui interaksi sosial telah secara konservatif memberikan nama kepada keunikan-keunikan individu itu untuk digunakan secara bersama-sama.

Teori Penyimpangan Perspektif Sosiologi


1. Anomie
Teori ini menyatakan bahwa penyimpangan adalah akibat dari adanya berbagai ketegangan dalam struktur sosial sehingga ada individu-individu yang mengalami tekanan dan akhirnya melakukan tindakan menyimpang. Teori yang dikemukakan oleh Robert Merton sekitar tahun 1930 an. Menyatakan bahwa situasi anomie berakibat negatif bagi sekelompok masyarakat, di mana untuk mencapai tujuan statusnya mereka terpaksa melakukan dengan cara-cara yang tidak sah, di antaranya penyimpangan ataupun tindakan kriminal.

2. Teori sosialisasi
Teori ini menyatakan bahwa penyimpangan perilaku adalah akibat dari proses belajar, penguasaan sikap atau tindakan yang dipelajari dari norma-norma yang menyimpang, terutama dari subkultur. Teori tersebut lebih dikenal dengan istilah Asosiasi diferensial. Teori ini dikemukakan oleh Sutherland. ( contoh : perilaku homoseksual ).

3. Teori Labeling
Teori ini menjelaskan penyimpangan dikategorikan labeling ketika perilaku telah sampai pada tahap penyimpangan sekunder.Analisis pemberian cap tersebut dipusatkan pada reaksi orang lain. Artinya ada orang-orang yang memberikan definisi, julukan atau pemberian label pad individu-individu yang menurut penilaian orang tersebut adalah menyimpang.Teori labeling dikemukakan oleh Becker. Lebih lanjut dikatakan teori labeling didasarkan reaksi atau sanksi dari penonton social bukan berdasarkan norma.

4. Teori control
Penyimpangan merupakan hasil dari kekosongan control atau pengendalian sosial. Teori ini dibangun atas dasar pandangan bahwa setiap manusia cenderung untuk tidak patuh pada hukum atau memiliki dorongan untuk melakukan pelanggaran hukum.Teori ini dikemukakan oleh Hirschi 1969.
Menurutnya dalam kontrol sosial terdapat empat unsur utama yaitu attachment (kasih saying), commitment( tanggung jawab),involvement (partisipasi) dan believe (kepercayaan/keyakinan).

5. Teori konflik
Teori konflik ini menitik beratkan pada analisis asal usul terciptanya suatu aturan atau tertib sosial.Perspektif konflik memahami masyarakat sebagai kelompok-kelompok dengan kekuasaan yang berlebih akan menciptakan hukum dan aturan-aturan yang menjamin kepentingan mereka ( Quinney,1979). Sebagai contoh pada Negara kapitalis telah menciptakan suatu aturan yang lebih mengutamakan kaum capital, sehingga bagi kelas bawah tidak memiliki kesempatan untuk bersaing sehingga mereka melakukan suatu tindakan yang menyimpang dari aturan yang telah ditetapkan.

Sumber :

J.Dwi Narwoko, Sosiologi teks pengantar dan terapan, 2007, h.109-120.



Komentar

Bacaan Lainnya

Bimbingan Konseling di Sekolah

Bimbingan konseling di sekolah itu kayak gardu listrik buat support perkembangan dan kebahagiaan kita, nggak cuma soal belajar, tapi juga soal hidup. Jadi begini, bayangin aja, kamu lagi jalan di hutan belantara yang namanya sekolah. Nah, tiba-tiba kamu nyasar, bingung mau ke mana. Si konselor di sekolah itu kayak pemandu yang bawa peta, bantu kita temuin jalan yang bener dan bantu kita selamat dari misteri kehidupan Mereka tuh gak cuma ada saat lagi krisis aja, lho. Konselor juga bisa jadi temen curhat kalo lagi down, bisa jadi motivator buat ngejar mimpi-mimpi, atau bisa kasih saran buat masalah sehari-hari, kayak gimana caranya ngatasi stres ujian atau masalah teman. Peran dan Fungsi Bimbingan Konseling di Sekolah Emang apasih peran dan fungsi bimbingan konseling di sekolah itu ? Sini aku jelasin: Jadi Sahabat Curhat: Konselor di sekolah itu kayak sahabat curhat yang siap dengerin cerita kita, baik yang seneng atau yang sedih. Mereka nggak cuma dengerin, tapi juga bisa kasih saran ...

4 Tips Memilih Layanan Konseling Psikologi yang Tepat

Halo, teman-teman! Sudah pada tahu belum!? bahwa memilih layanan konseling psikologi itu penting banget buat menjaga kesejahteraan mental kita?  So, jika kamu lagi mencari bantuan dan ingin mendapatkan konseling psikologi yang sesuai dengan kebutuhanmu, tenang aja! Di blog ini, kita akan beritahu kamu tips-tips keren dan santai tentang cara memilih layanan konseling psikologi yang cocok buat kamu. Jenis-Jenis Masalah yang Umum Dihadapi Beberapa jenis masalah umum yang sering dihadapi, seperti kecemasan, depresi, dan stres: 1. Kecemasan : Siapa yang tidak kenal dengan si perasa 'kecemasan' ini? Kecemasan adalah teman yang sering mampir tanpa diundang ke dalam pikiran kita. Ini adalah perasaan gugup, gelisah, dan takut yang dapat muncul dalam situasi yang menekan atau bahkan tanpa alasan yang jelas. Misalnya, kamu mungkin merasa cemas menjelang presentasi di depan umum atau dalam situasi sosial yang baru. Kecemasan juga bisa terjadi secara terus-menerus dan mengganggu keseharianm...

Tips Marketing Bagi Konselor

  Hai, selamat datang di artikel blog kami dengan judul "Tips Marketing Bagi Konselor"! Jika kamu seorang konselor yang ingin mengembangkan bisnismu, artikel ini cocok banget buatmu. Kami akan berbagi tips-tips marketing yang efektif untuk membantu kamu menjangkau lebih banyak klien dan memperluas jangkauan layananmu. Jadi, siap-siap deh buat melangkah ke dunia marketing yang menarik ini! Berikan Pengalaman Yang Memuaskan Kepada Klien Sangat penting bagi konselor untuk dapat memberikan pengalaman yang memuaskan kepada klien mereka. Ini nih alasannya kenapa: 1. Klien perlu merasa didengarkan: Dengarkanlah klienmu dengan sepenuh hati. Berikan perhatian penuh saat klien berbicara dan tunjukkan rasa empati. Dengan mendengarkan secara aktif, klien akan merasa dihargai dan percaya bahwa kamu benar-benar peduli dengan masalah mereka. Ketika klien datang mencari bantuan, mereka butuh ruang aman untuk berbicara dan merasa didengarkan. Sebagai konselor, tugas kita adalah bener-bener ny...

MAKALAH TEKNIK PEMILIHAN MEDIA BK

TEKNIK PEMILIHAN MEDIA BK Ilustrasi : Aplikasi Smart BK PENDAHULUAN Pada hakikatnya, tenaga bimbingan konseling dituntun untuk memberikan fasilitas yang mampu menampung semua permasalahan yang terjadi pada sasaran klien/peserta didik. Inilah sebabnya kenapa Media Bimbingan Konseling tak luput dalam pelaksanaan layanan Bimbingan Konseling dimanapun berada. Seorang tenaga bimbingan konseling juga memiliki kepekaan dalam berinteraksi, berkomunikasi, dan apresiasi untuk dapat lebih dekat dengan klien nantinya. Pemilihan media bimbingan konseling menjadi acuan yang menentukan tingkat keberhasilan pelaksanaan layanan yang akan diberikan. Dilihat dari pengadaan media pembelajaran, dapat dikelompokkan ke dalam dua jenis, yaitu media yang sudah tersedia di lingkungan sekolah atau tersedia di pasaran, dalam hal ini media dirancang secara khusus oleh perusahaan tertentu sesuai dengan kurikulum yang berlaku diproduksi secara massal, dan biasanya harganya relatif murah sehingga guru dengan mudah da...